Tokoh-tokoh utama drama Queen Seon Deok (dari kiri ke kanan):
Bidam, Mishil, Deokman/ Ratu Seondeok, Kim Yushin, Putri
Cheonmyeong, Kim Chunchu
Queen Seon Deok bukanlah drama kolosal Korea pertama yang saya
tonton. Sebelumnya, saya pernah dibuat terkagum-kagum oleh Jewel in the Palace.
Tetapi, ternyata Queen Seon Deok mampu meninggalkan kesan yang lebih dalam lagi.
Begitu lekatnya hingga sampai saat ini belum ada drama kolosal yang berhasil
menggeser kedudukan serial ini dari pilihan pribadi saya. Masih jelas teringat
adegan pembuka yang menampilkan seorang raja memacu kudanya melewati bibir
pantai, padang rumput, jalan yang membelah hutan nan luas, sampai ke daerah
pegunungan. Adegan itu membuat orang terpikat pada pandangan pertama dengan
keapikan unsur sinematografi dan dramatisasinya. Mungkin pilihan kata yang saya
gunakan agak berlebihan, tetapi setidaknya hal itu berlaku pada saya, hehe…
Secara sangat ringkas, drama ini menceritakan perjalanan Deokman,
putri raja yang dibuang, dalam menemukan identitas diri yang sesungguhnya. Ia
berusaha untuk dapat diterima kembali di istana, selanjutnya berjuang
mempertahankan tahta Shilla dari Mishil, hingga akhirnya menjadi raja perempuan
pertama di Shilla. Perlu diketahui bahwa Queen Seon-deok bersifat adaptasi
sejarah. Alur cerita dan karakternya sedikit bergeser dari apa yang dinyatakan oleh
fakta sejarah Korea.
Awalnya saya agak ragu untuk menulis tentang drama ini. Berat bagi
saya untuk meringkas 62 episode drama yang memiliki banyak karakter yang
menarik. Alur-alur pendukung busur cerita utama terlalu penting untuk tidak
diceritakan, atau hanya diceritakan sekilas. Setiap karakter memiliki peran
dalam kehidupan Deokman. Masing-masing membantu perkembangan karakter tokoh
utama tersebut. Sangat ingin rasanya menuliskan dengan rinci semuanya, tetapi
saya tidak yakin apakah memiliki energi yang cukup untuk menulis hingga
selesai. Okelah, kita coba mengulas seringkas mungkin.
Kita bagi drama menjadi empat periode: sebelum kelahiran Deokman,
masa remaja Deokman, sebelum Deokman menjadi ratu, setelah Deokman menjadi
ratu.
~sebelum kelahiran Deokman~
dalam drama ini diawali dengan memperkenalkan Raja Jinheung dan Mishil.
Mishil remaja (UEE), Mishil sebagai pengawal raja dan sebagai pemegang
stempel kerajaan (Go Hyeon-jeong)
Mishil adalah tokoh antagonis utama dalam cerita ini. Meskipun
bukan dari keluarga bangsawan, karena kecantikan, ketangkasan, kecakapan, dan
kecerdasannya, Mishil menjalankan banyak peran di Shilla. Sebagai ksatria, ia
adalah pengawal raja yang handal. Ia juga menjadi selir raja yang bertugas
pemegang stempel kerajaan, yang artinya tidak ada keputusan kerajaan yang
dibuat tanpa melalui persetujuannya. Mishil juga berperan sebagai penasihat,
sekaligus pemimpin spiritual kerajaan yang bertugas ‘menerjemahkan kehendak
langit’. Mishil diam-diam memiliki ambisi untuk menjadi wanita paling
berpengaruh di kerajaan Shilla. Pada saat itu, posisi tertinggi yang dapat
dicapai oleh seorang wanita adalah sebagai permaisuri.
Go Hyeon-jeong sukses besar dalam membawakan tokoh Mishil ini.
Jika mendengar nama Mishil disebut, yang terbayang hanya versi Go Hyeon-jeong.
Yang terpikir berikutnya adalah ekspresi-ekspresi Mishil khas Go Hyeon-jeong,
baik itu sinister, tegang, marah, lega, maupun sedih. Mishil adalah tokoh
antagonis pertama yang dapat menimbulkan rasa antipati dan kekaguman sekaligus.
Ia cantik, cerdik, berwibawa, berpengaruh, dan pantang menyerah. Kesalahan
terbesarnya hanya dalam pemilihan ambisi. Mimpi menjadi permaisuri itulah yang
menariknya ke sisi gelap cerita.
Raja Jinheung meskipun sangat mempercayai kesetiaan Mishil
padanya, tidak sepenuhnya yakin Mishil akan setia pada penerusnya, yaitu
cucunya (Jinpyeong) yang masih belum cukup umur. Raja membuat wasiat yang
memerintahkan Mishil meninggalkan urusan kerajaan dan mengabdikan diri pada
spiritualisme (menjadi biarawati) sepeninggalnya. Tidak cukup sampai di situ,
Raja Jinheung membuat satu wasiat perintah untuk membunuh Mishil. Kesalahan
raja adalah, memandatkan wasiat itu pada hwarang Seol-won, yang juga adalah
prajurit kepercayaannya. Di belakang raja, Seol-won dan Mishil ternyata telah
bersekutu.
Merasa kecewa pada raja, Mishil bersekutu dengan Pangeran Jinji dan
melakukan kudeta. Ia memasukkan racun ke dalam minuman raja, lalu mengubah isi
wasiat untuk mengangkat Jinji menjadi raja penggantinya. Pangeran Jinji adalah adik
laki-laki ayah pangeran Jinpyeong, yang telah meninggal. Jinji tidak puas
dengan keputusan Raja Jinheung mengangkat Jinpyeong sebagai putera mahkota, alih-alih
dirinya.
Pada gilirannya, Raja Jinji mengingkari perjanjian untuk
menjadikan Mishil permaisuri, karena Ibu Suri bersikeras tidak menyetujuinya. Rupanya
pengaruh Ibu Suri di kerajaan-kerajaan di Korea amatlah besar. Bahkan seorang
raja tidak mampu menolak keputusan itu.
Mishil yang dikhianati tidak tinggal diam. Ia mengumumkan wasiat
yang asli untuk melengserkan Raja Jinji. Pembunuhan Raja Jinheung, pengubahan
surat wasiat merebut tahta dari pewaris resminya, Pangerang Jinpyeong, dituduhkan
pada Raja Jinji. Akhirnya Pangeran Jinpyeong yang masih remaja diangkat menjadi
Raja. Sementara itu, Mishil juga mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan
istri Pangeran Jinpyeong (Putri Maya), agar Ia memiliki alasan kuat untuk mengisi
posisi sebagai istri raja.
Munno, pemimpin hwarang (Gukseon) yang netral dalam politik
mendapat ‘petunjuk’ untuk menyelamatkan istri Pangeran Jinpyeong. Dalam
usahanya, ia dan Putri Maya jatuh dari tebing ke dalam laut. Misi penyingkiran
istri raja sukses. Selanjutnya Mishil dan faksinya menekan para pejabat istana
untuk menyetujui pemilihan dirinya sebagai pendamping Raja Jinpyeong. Perlu
diingat bahwa saat itu raja masih remaja. Padahal Mishil sudah eksis sejak masa
kakek raja. Bisa dibayangkan ketidaklazimannya?
Pada hari penentuan itu, Munno dan permaisuri muncul. Mereka bisa
melepaskan diri dari tali-tali yang mengikat dan mampu bertahan hidup berkat
pisau kecil yang diberikan Jinpyeong pada istrinya. Pisau itu bernama
Seoyeopdo, benda yang nantinya memiliki peran penting mengungkap jati diri
Deokman. Kali ini Mishil gagal merebut posisi permaisuri.
Mishil mendapatkan kesempatan baru ketika memperoleh kabar
kecurigaan bahwa janin yang dikandung permaisuri adalah kembar perempuan.
Menurut ramalan ratusan tahun yang lalu, Shilla akan mengalami bencana jika keluarga
raja melahirkan anak kembar perempuan. Hal ini dapat dijadikan alasan untuk melengserkan
Permaisuri Maya.
Di malam kelahiran, Mishil menyiagakan pasukannya. Raja memiliki
dua pilihan; membiarkkan kedua bayinya hidup dan merelakan Mishil menggantikan
kedudukan istrinya menjadi permaisuri yang mengendalikan dirinya dan Shilla,
atau membunuh salah satu bayi itu. Raja membuat opsi ketiga dengan
memerintahkan dayang istana kepercayaannya, Sohwa, membawa bayi yang lahir belakangan pergi dari
istana, bersama pisau Seoyeopdo. Dibantu Munno, Sohwa yang ceroboh berhasil
lolos dari kejaran Chilsuk, hwarang handal yang ditugaskan oleh Mishil mengejar
mereka. Mishil membutuhkan bayi itu sebagai bukti kelahiran bayi kembar
perempuan, sehingga rencananya dapat berjalan.
Jinpyeong menjadi tidak lebih dari raja boneka di Shilla. Di
baliknya, semua hal dikendalikan dan diputuskan oleh Mishil. Setelah
menyaksikan kakeknya meninggal diracun di depan matanya, percobaan pembunuhan
pada istri dan bayinya, sangatlah luar biasa jika masih memiliki keberanian
menentang Mishil.
~masa remaja Deokman~
Chilsuk, menaati perintah Mishil, pantang pulang sebelum berhasil
menangkap Deokman. Kisah pengejaran ini diceritakannya pada gadis remaja yang
memandu melewati gurun pasir. Gadis itu adalah Deokman. Tentu saja, Chilsuk
tidak mengetahuinya. Sohwa yang berperan sebagai ibu membesarkan Deokman di
kampung persinggahan para saudagar, di tengah gurun pasir jauh dari Shilla,
dengan merahasiakan identitas mereka. Deokman tumbuh sebagai gadis cerdas yang
penuh rasa ingin tahu. Ia belajar kebijaksanaan dari buku-buku berbahasa latin
yang diberikan kawan saudagarnya. Dengan modal nekat dan apa yang dibacanya,
Deokman menyelamatkan para pedagang dari kekejaman penguasa daerah itu.
Chilsuk pada akhirnya mengenali Sohwa dan mulailah kejar-mengejar
periode II. Ketika badai pasir datang, Deokman terpisah dari Sohwa dan Chilsuk.
Deokman mengira Sohwa telah meninggal tenggelam dalam pasir. Yang sebenarnya terjadi,
Chilsuk menyelamatkan Sohwa. Sebagai akibat dari kejadian itu, Chilsuk
mengalami cedera mata sehingga penglihatannya terganggu, sedangkan Sohwa
kehilangan kemampuan merespon & berbicara.
Saya suka cara aktris Nam Ji-hyeon dalam menampilkan tokoh
Deokman. Saya benar-benar merasakan bahwa karakter Deokman ini berusaha keras
mengalahkan keterbatasannya (keterbatasan fisik sebagai wanita), dengan
bersikap spontan dan berani, agak ‘berandal’. Bisa dipahami bahwa ia terdidik
menjadi demikian dalam lingkungan kehidupan gurun yang keras.
Kembali ke cerita. Kini sendirian, Deokman bertekad mencari Munno
untuk mengungkap kebenaran: siapa sebenarnya dirinya? Apakah Munno adalah
ayahnya? Mengapa ia dan ibunya (So-hwa) dibuang/ ditinggalkan/ ditelantarkan?
Mengapa Chilsuk ingin menangkapnya? Untuk itu, ia menyamar sebagai laki-laki
dan pergi ke Seorabeol (ibukota Shilla).
Di tengah petualangannya, Deokman bertemu dengan penipu Jukbang
dan Godo, yang nantinya justru menjadi teman. Berbagai situasi sulit dialami
Deokman. Jukbang menjual Deokman untuk dijadikan komoditas budak sebuah
perkampungan miskin. Di sana ia bertemu saudara kandungnya, Putri Cheonmyeong
yang menyamar dan dalam perjalanan mencari Munno. Fakta ini sama-sama belum
mereka ketahui. Yang terpenting saat itu adalah lolos dari kampung itu.
Putri Cheonmyeong muda (Shin Se-kyeong) dan dewasa (Park Ye-jin)
Saat kampung tersebut diserbu pasukan kerajaan atas tuduhan pembelotan, Deokman dan Cheonmyeong berhasil lolos. Setelah meluruskan kesalahpahaman, mereka bersama-sama mencari Munno pergi ke suatu kuil. Di sana mereka diserang oleh pasukan Mishil yang berusaha memburu Munno dan membunuh Cheonmyeong. Cheonmyeong yang terpisah dari Deokman, terdampar di tepi sungai tempat Kim Yu-shin muda dan pasukannya berlatih. Kesalahpahaman terjadi akibat ulah Jukbang. Sebelumnya Jukbang mencuri ornament emas milik Kim Yu-shin dan menyelipkannya ke pakaian Deokman. Pakaian itu dipakaikan Deokman ke Cheonmyong saat bersama-sama mencari Munno. Jadilah Cheonmnyeong tertuduh mencuri selepas diselamatkan jiwanya.
Sementara itu, Deokman sibuk menyelamatkan nyawa salah satu pelaku
penyerangan kuil, yang adalah Bojong, anak dari Mishil dan Seol-won. Ia
berharap bisa mendapatkan informasi mengenai Munno dari orang itu. Orang yang
berusaha memburu Munno pasti adalah orang yang sama yang memburunya.
Ketegangan antara faksi Mishil dengan Raja Jinpyeong akibat
penyerangan ini reda setelah tercapainya negosiasi. Putri Cheonmyeong
mengusulkan akan mengabaikan peristiwa percobaan pembunuhan terhadap dirinya dengan
ditukar mutasi Kim So-hyeon ke ibukota kerajaan, kembali menjadi pejabat
istana. Ini adalah harga yang harus dibayar mahal oleh Mishil. Keberadaan Kim
So-hyeon di istana meningkatkan posisi tawar Sang Raja. Kim So-hyeon sebenarnya
adalah pewaris Kerajaan Gaya yang ditaklukkan oleh Shilla. Ia menjadi menantu
kerajaan setelah menikahi adik Raja Jinpyeong, meskipun pernikahan ini tidak
pernah disetujui Ibu Suri.
Selanjutnya, Putri Cheonmyeong meminta Kim Yu-shin, sebagai putra
Kim So-hyeon, dan pasukannya bergabung dengan pasukan hwarang ibukota. Deokman,
Jukbang, dan Godo ditambahkan sebagai
anggota regu hwarang tersebut, yang dinamakan Yonghwa Yangdo.
Setelah bergabung dalam pasukan hwarang, perjalanan Deokman tidak
menjadi lebih mudah. Regu hwarang pimpinan Kim Yu-shin dipandang sebelah mata
oleh regu lain. Perjuangan Yonghwa Yangdo untuk diakui kemampuannya penuh asam
dan garam, bagi mereka. Bagi kita, penderitaan mereka adalah hiburan. ^^
Deokman, meskipun selalu tertinggal dalam kegiatan yang memerlukan
fisik, selalu memiliki ide untuk menyelesaikan masalah. Sayangnya, Deokman muda
keras kepala dan cepat emosi. Akibatnya, ia sering menjadi pusat dari masalah. Ia
tidak pernah akur dengan Kim Yu-shin yang tegas dan disiplin dalam melatih
rekan-rekannya. Lee Hyeon-woo menjadikan karakter Kim Yu-shin sebagai seorang
pemuda yang berusaha keras membuktikan kemampuan
dirinya, bukan sekedar sosok yang mempertahankan kebanggaan dirinya. Uhm
Tae-woong yang memainkan Kim Yu-shin dewasa memberi kesan karakter yang sudah
lebih percaya diri. Peralihan patut dipuji.
Peralihan karakter Deokman dari Nam Ji-hyeon ke Lee Yo-won juga
sangat halus. Menurut saya, peralihan ini adalah yang terbaik. Saking halusnya,
saya tidak merasa bahwa pergantian pemeran pernah terjadi. Lee Yo-won secara
detail mempertahankan gerakan-gerakan kecil khas yang dibawakan oleh Nam
Ji-hyun. Entah itu cara melirik, gerak tangan, cara berlari, dan lainnya.
Bagian perubahan karakter Deokman dewasa sebelum mendapat statusnya, ketika
menjalankan peran putri kerajaan, dan setelah duduk di atas tahta adalah alasan
lain untuk memberikan Lee Yo-won pujian. Sepertinya memang untuk drama ini saya
tidak hanya cukup memberikan salut untuk salah satu komponen saja. Para
pemeran, sutradara, penulis naskah, bahkan casting director telah
berperan besar dalam kesuksesan menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan karakter
yang detail. Kelemahan casting aktor muda cukup minim dan hanya pada karakter
minor, misalnya casting Putri Cheonmyeong dan Alcheon muda yang kurang pas.
~sebelum Deokman menjadi ratu~
Apa kabar Mishil dan faksinya?
Mishil berusaha memperkuat pengaruh dan otoritasnya. Kim Yu-shin
dan Deokman membantu Putri Cheonmyeong menetralisir berbagai langkah Mishil.
Berbagai isu muncul di sini sebagai busur cerita minor.
Perang melawan Baekje, yang dipolitisir oleh Mishil untuk
menyingkirkan Kim So-hyun dan Kim Yu-shin berbalik menjadi prestasi yang
mengangkat eksistensi regu Yonghwa Yangdo. Kim Yu-shin dan Kim Alcheon yang
awalnya skeptis pun akhirnya berteman. Saya suka karakter ini karena ialah yang
pertama kali memperlakukan Deokman sebagai seorang putri segera setelah
mengetahui kebenarannya. Ia benar-benar setia dan tidak ada niat lain di
baliknya.
Kedatangan saudagar luar negeri membawa Chilsuk dan Sohwa kembali
ke Seorabeol. Langkah Mishil memanfaatkan almanak perbintangan untuk melakukan
pengusiran penduduk keturunan Gaya ke luar ibukota yang melatarbelakangi usaha
Deokman menjadi mata-mata kubu Mishil akhirnya mengungkap identitas Deokman.
Putri Cheonmyeong dan Kim Yu-shin berusaha mengungsikan Deokman, sementara
Mishil kembali memburunya. Pejabat istana Eulja yang merupakan kepercayaan
raja, demi menutupi fakta lahirnya anak perempuan kembar di keluarga raja, bersekutu dengan Kim So-hyun untuk membunuh
Deokman.
Dalam kejar-mengejar itu, Deokman bertemu Bidam yang menolong
mereka menghindar ke tempat aman. Bidam adalah putra Mishil dan Jinji, yang
akhirnya dirawat oleh Munno setelah Mishil meninggalkannya karena sebagai buah
pernikahan ternyata tidak meluluhkan Jinji untuk memenuhi janji menjadikan
Mishil permaisuri. Bidam tumbuh di lingkungan minim kasih sayang, sehingga
kepribadiannya cenderung bipolar. Ia bisa jadi seorang yang santai dan riang.
Tetapi, sifatnya yang obsesif-posesif membuat emosinya tak terkendali ketika
tersulut. Ketika itu, ia bisa menjadi pembunuh berdarah dingin.
Penampilan Kim Nam-gil dalam membawakan peran Bidam sangat
brilian. Ia mampu menunjukkan detail karakter tersebut. Terkadang Bidam menjadi
penyegar suasana yang serius. Di lain waktu kita yakin ia adalah utusan yang
dapat diandalkan dan setia. Tetapi, di sisi lain kita juga takut dan waspada
karena tidak pernah benar-benar dapat menebak apa yang ada di pikirannya. Jalan
berpikirnya agak sedikit unik, nyeleneh. Sering pula kita jatuh kasihan pada
nasibnya, pada bagaimana ia diperlakukan oleh orang-orang di sekelilingnya
(tentu saja yang paling saya maksudkan adalah Mishil). Bidam adalah karakter
yang paling kompleks setelah Mishil.
Kembali ke kejar-mengejar, saat hendak menyeberang dengan kapal, Putri
Cheonmyeong terkena panah beracun dan meninggal. Deokman menolak untuk pergi
menjauh dari Seorabeol seperti rencana awal. Sebaliknya, bertekad untuk dapat
tinggal kembali di istana demi membalas Mishil.
Bagian berikutnya adalah yang paling menarik dan seru dari seluruh
cerita. Tahu bahwa Deokman tak akan goyah pada keputusannya, Kim Yushin
akhirnya membantu rencana Deokman untuk masuk kembali ke istana, dengan cara-cara
yang sama yang digunakan Mishil. Sangat menarik. Sektet Deokman, Bidam, Kim
Yushin, Alcheon, Jukbang dan Godo menjadi otak dan motor operasi ini. Untuk
menambah kekuatan militer, Kim Yushin bernegosiasi untuk menarik pemimpin
pasukan gerilya Gaya, Wolya, ke pihaknya.
Kubu Mishil, bak menelan racun yang diraciknya sendiri, pada
akhirnya harus turut menerima pemulihan status Deokman sebagai Putri kerajaan.
Adu akal antara Mishil dan Deokman terus berlanjut. Pemilihan
pemimpin hwarang yang baru adalah agenda berikutnya. Event tersebut membawa Munno
yang selama ini menjauh dari dunia politik kembali mengklaim posisinya. Munno
memanfaatkan kompetisi ini untuk menguji Deokman sekaligus menyampaikan
cita-cita Raja Jinheung, yaitu mempersatukan Shilla, Baekje, dan Goguryo.
Isu dan ketegangan datang silih berganti, termasuk Bidam yang
terus mencari identitas dirinya, kedatangan Kim Chunchu putra dari Putri
Cheonmyeong, hingga konfrontasi terbuka antara kubu Deokman dan kubu Mishil.
Konfrontasi tersebut berakhir dengan terdesaknya kubu Mishil karena memilih
untuk tidak menarik pasukannya yang berjaga di perbatasan Shilla-Baekje.
Mishil, meskipun haus ingin menjadi penguasa Shilla, memiliki kecintaan
terhadap negeri itu.
Periode ini sarat adu akal, membuat saya sangat terkesan dengan
kemampuan penulis skenario. Perubahan karakter Deokman dari gadis yang mudah
emosi menjadi putri yang bijaksana sangat terasa. Periode remaja Deokman seakan
ingin menegaskan bagaimana tekad dan semangat yg dimiliki karakter ini,
sedangkan periode setelahnya memunculkan sisi lain Deokman, kebijaksanaan. Di
sini kecerdasan Mishil dan Deokman dapat benar-benar tampak. Tidak heran banyak
orang setia mengikuti serial yang panjang ini. Drama Queen Seon Deok mendapat
julukan ‘rating monster’, karena sejak awal ratingnya selalu tinggi, bahkan
sempat menembus angkan 50%. Jumlah episode yang awalnya hanya 50 diperpanjang
sampai episode 62.
~setelah Deokman menjadi ratu~
Setelah kematian Mishil, keluarganya diturunkan dari jabatan. Deokman tidak mengeksekusi mereka karena masih memandang kontribusi positif mereka untuk Shilla. Keputusan ini menjadi kontroversi bahkan di kalangan orang terdekat Deokman. Begitulah, konflik yang diangkat dalam bagian keempat ini kebanyakan adalah perselisihan internal kubu Deokman. Mulai dari komite inspeksi yang dikepalai oleh Bidam, perselisihan dengan pasukan gerilya Gaya, pemilihan pendamping/ suami ratu, perang dengan Baekje yang dipolitisir, hingga kesalahpahaman yang terjadi antara Deokman dan Bidam yang bermuara pada pemberontakan Bidam.
Periode ini memang terasa agak kurang tanpa Mishil. Tetapi, Mishil
meninggalkan pengaruh kuat pada orang-orang yang ditinggalkannya. Di ujung
napasnya, masih sempat ia berusaha memanipulasi Bidam. Ia memanfaatkan sisi
labil Bidam untuk menanamkan keragu-raguan padanya. Jadi, meski tidak ada
Mishil, kita terus penasaran akan apa yang sebenarnya ada di pikiran Bidam.
~o0o~
Sudah cukup panjang artikel ini, tetapi banyak hal menarik yang
belum tercakup. Pasukan Hwarang adalah salah satunya. Dan akhirnya pun, tidak
banyak opini saya yang termuat di sini. Mungkin lain waktu akan ditambahkan,
jika tergerak untuk itu.
Yang pasti, drama Queen Seon-deok masih akan lama bertahan menjadi
yang paling berkesan bagi saya. Drama ini memasang standar yang tinggi.
SS*: sepanjang serial hanya ada satu kali adegan mesra dalam siluet, dua kali adegan dalam ruang mandi, dan beberapa kali adegan berpelukan
VA**: terdapat adegan bertarung dengan tangan kosong atau senjata, dan adegan saling membunuh dalam peperangan dengan disertai mayat-mayat dan simbahan darah
info drama Queen Seon-deok
~o0o~
SS*: sepanjang serial hanya ada satu kali adegan mesra dalam siluet, dua kali adegan dalam ruang mandi, dan beberapa kali adegan berpelukan
VA**: terdapat adegan bertarung dengan tangan kosong atau senjata, dan adegan saling membunuh dalam peperangan dengan disertai mayat-mayat dan simbahan darah
info drama Queen Seon-deok