God’s Quiz adalah judul yang muncul berikutnya ketika saya
mencoba merenungkan drama yang berkesan. Tiga alasan yang membuat saya suka
drama ini: genre medical forensic adalah salah satu favorit saya, saya tertarik mempelajari kelainan-kelainan
genetik yang menyebabkan penyakit, dan aktor berbakat
Ryu Deok-hwan menjadi tokoh utamanya. Kemampuan aktingnya sudah teruji dari
deretan judul film dan drama berikut: Welcome to Dongmakgol, Like a
Virgin, My Son, Our Town, Faith.
Tiga musim God’s Quiz ditayangkan
antara tahun 2010 sampai 2012. Alur dasarnya adalah dinamika satu tim dokter forensik di
Fakultas Kedokteran Universitas Korea dalam berusaha memecahkan teka-teki dari
Tuhan yang muncul lewat kasus-kasus kriminal terkait kelainan genetik langka.
Tim ini berkolaborasi dengan tim dari kepolisian yang dipimpin oleh detektif
wanita Kang.
Dokter Han Jin-u adalah seorang jenius yang tidak saja menjadi
dokter dan meraih gelar Medical Doctor di usia sangat muda, tetapi sebelumnya
ia telah menamatkan kuliah teknik di KAIST. KAIST adalah perguruan tinggi sains
dan teknik terbaik di Korea Selatan, jadi semacam ITB di Indonesia. Korea University bisa dibandingkan dengan Universitas Indonesia.
Ia berambisi membunuh Han Jin-u, karena menganggap mereka berdua berbahaya tidak boleh ada di dunia ini.
Ahn Yong-jun
Ahn Yong-jun memerankan karakter antagonis tersebut dengan
sangat baik. Ia mampu menampilkan detail karakter, sehingga dapat dirasakan
bahwa si jahat itu juga ternyata merasa diperlakukan tidak adil dan memiliki
sisi vulnerable. Kita menjadi tidak bisa 100% membenci karakter ini
karena ada sedikit rasa kasihan. Ahn Yong-jun adalah talenta yang saya perkirakan
akan berkibar jika secara konsisten menunjukkan performa seperti di drama ini. Selama
ini ia hanya mendapat peran kecil di beberapa drama seperti Hair Show dan Full
House Take 2. Dari beberapa recap, perannya di Jeon U-chi tidak mengecewakan.
Tetapi saya terlalu malas untuk menonton drama itu hanya untuk karakternya.
Di musim kedua, kriminal yang disangka telah terbunuh
ternyata masih hidup, diselamatkan oleh organisasi rahasia yang ingin
mengembangkan manusia yang dapat dikendalikan dari jauh. Sementara itu, efek
samping dari pemberian obat pemicu aktivitas otak itu mulai muncul. Di sini Han
Jin-u tidak hanya berjuang menyelesaikan kasus-kasus independen yang tidak
terkait alur utama, ia juga berusaha melacak organisasi rahasia untuk
mengungkap kematian mantan pacarnya, ditambah musuh lama yang masih ingin
membunuhnya.
Musim ketiga menampilkan Han Jin-u yang lebih segar dan
dewasa dengan potongan rambut pendek yang keren. Eh? Hahaha.. Intermezzo.
Karakter Han Jin-u kini lebih tampak profesional, meskipun masih tetap
riang, banyak bicara, dan self-centered. Di musim ketiga ini detektif wanita yang
menjadi rekan sekaligus pacar Han Jin-u diceritakan belajar ke luar negeri. Posisinya digantikan
oleh jaksa penyidik yang diperankan oleh Ahn Nae-sang. Karakter ini memiliki bekal pengalaman dan insting detektif yang tajam, sehingga bisa mengimbangi kejeniusan Han Jin-u dalam menyelidiki kasus
Cerita di musim ketiga mengungkapkan bahwa Han Jin-u urung
menjalani operasi pengangkatan sebagian otak yang diimplikasikan oleh episode
terakhir musim kedua. Ia memilih mengatasi sendiri dampak psikologis apapun,
separah apapun, yang mungkin timbul sebagai efek samping percobaan itu. Di sini
mulai muncul kepribadian kedua Han
Jin-u yang lebih cerdas, tetapi kurang rasa empati. Han Jin-u berusaha keras
melawan dirinya sendiri. Belum lagi, ia dihadapkan pada peneliti muda jenius (diperankan
oleh Go Kyeong-pyo) yang dengan kejam mengambil otak untuk keperluan eksperimen.
Ia telah berhasil menciptakan teknik mengendalikan orang yang menjadi bahan
percobaannya.
Di drama ini saya pertama kali melihat Go Kyeong-pyo. Iris
matanya yang hitam pekat, sebagai mana juga Ahn Yong-jung, menambah intensitas
sadisme karakter yang dimainkannya. Go Kyeong-pyo dapat membawakan karakter
teresbut dengan meyakinkan. Karakter di sini sangat bertolak belakang dengan
karakter Yu Dong-hun di Flower Boy Next Door. Persamaannya, keduanya menjadi karakter
yang hidup meskipun jumlah adegannya tidak terlalu banyak.
Go Kyeong-pyo
Hal yang membuat saya salut adalah kemampuan penulis
mengintegrasikan pengetahuan medis ke dalam alur cerita. Untuk mengingat nama
penyakit-penyakit itu saja sudah sulit, apalagi memahami detail tentangnya
untuk dimasukkan dalam cerita. Apakah tim penulis ini punya latar belakang
pendidikan medis? Atau mereka punya tim konsultan yang profesional medis?
Kekaguman ini sebenarnya tidak terbatas untuk God’s Quiz. Drama medis secara
umum membuat saya salut kepada tim penulis, tim properti, sutradara, editor, dan
juga aktor.
Satu kekurangan dari God’s Quiz adalah visualisasi
hasil-hasil uji DNA. Efek grafis yang dipakai untuk menampilkan kecanggihan
teknologi di institusi tersebut memang luar biasa. Hanya saja, visualisasi yang
menggambarkan analisis uji DNA sangat jauh dari yang sebenarnya. Misalnya untuk
menentukan orang tua dari tersangka, hanya digambarkan sebagai dua fragmen DNA
dobel heliks identik yang ditimpakan satu sama lain. Seharusnya, minimal
ditunjukkan pembandingan pola pada dua hasil pencitraan gel elektroforesis,
atau grafik real-time PCR. Yah, mungkin saya yang terlalu cerewet karena pernah
sedikit belajar tentang analisis biomolekuler. Hehe…
Jadikan kekurangan tadi dua. Satu lagi adalah, adegan
membedah mayat, mengeluarkan dan menimbang organnya satu per satu. Adegan ini
ada di setiap episode. Meskipun tidak sama persis, tetap saja terasa monoton di
setiap episodenya dan semakin lama mulai terasa membosankan. Jika tidak keberatan dengan dua kekurangan di atas dan catatan di bagian paling akhir artikel ini, menonton God's Quiz adalah pengalaman yang menyenangkan.
Bagi yang tertarik dengan sisi medis dan genetika, berikut adalah daftar kelainan-kelainan medik yang disebutkan dalam God's Quiz. Sebagian besar adalah kelainan yang disebabkan oleh kelainan genetik langka. Di musim dua dan musim tiga cakupannya meluas bukan hanya kelainan genetik, tetapi juga kelainan psikologis. Referensinya dalam Bahasa Inggris, yah. Selamat belajar ^^
Musim Satu
Ep.
|
Penyakit/ kelainan genetik
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
Musim Dua
Ep.
|
Penyakit/ kelainan genetik
|
1
|
Wrist-cut Syndrome
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
Badiba-badiba (-D-/-D-) Blood Type
|
10
|
Musim Tiga
Ep.
|
Penyakit/ kelainan
genetik
|
1
|
|
2
|
Hepatic Encephalopathy & liver cancer
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
Dalam episode ini korban meninggal karena tipe reaksi anafilaksis yang 'belum pernah ditemukan sebelumnya'. |
10
|
|
11
|
|
12
|
Panduan untuk orang tua:
SS*: dua rekan kerja yang saling tertarik, satu atau dua
adegan kecupan ringan
VA**: banyak darah selama pembedahan dan di TKP, terdapat
berbagai adegan kekerasan sebagai ilustrasi tindak kriminal
Keren sekali! Terimakasih banyak, ini sangat membantu
BalasHapus