Halaman

Selasa, 19 Maret 2013

God’s Quiz Musim 1, 2, 3


God’s Quiz adalah judul yang muncul berikutnya ketika saya mencoba merenungkan drama yang berkesan. Tiga alasan yang membuat saya suka drama ini: genre medical forensic adalah salah satu favorit saya, saya tertarik mempelajari kelainan-kelainan genetik yang menyebabkan penyakit, dan aktor berbakat Ryu Deok-hwan menjadi tokoh utamanya. Kemampuan aktingnya sudah teruji dari deretan judul film dan drama berikut: Welcome to Dongmakgol, Like a Virgin, My Son, Our Town, Faith.
Tiga musim God’s Quiz ditayangkan antara tahun 2010 sampai 2012. Alur dasarnya adalah dinamika satu tim dokter forensik di Fakultas Kedokteran Universitas Korea dalam berusaha memecahkan teka-teki dari Tuhan yang muncul lewat kasus-kasus kriminal terkait kelainan genetik langka. Tim ini berkolaborasi dengan tim dari kepolisian yang dipimpin oleh detektif wanita Kang.



Dokter Han Jin-u  adalah seorang jenius yang tidak saja menjadi dokter dan meraih gelar Medical Doctor di usia sangat muda, tetapi sebelumnya ia telah menamatkan kuliah teknik di KAIST. KAIST adalah perguruan tinggi sains dan teknik terbaik di Korea Selatan, jadi semacam ITB di Indonesia. Korea University bisa dibandingkan dengan Universitas Indonesia.

Setengah dari musim satu ini menceritakan kasus yang berbeda di setiap episodenya. Busur cerita utama diungkapkan mulai pertengahan seri mengisahkan ‘pengejaran’ Han Jin-u terhadap kriminal muda yang sama jeniusnya (diperankan oleh Ahn Yong-jun). Keduanya ternyata sewaktu kecil pernah berteman, dan menjadi bahan percobaan obat pemicu aktivitas otak yang dikembangkan secara illegal oleh institusi ayah si kriminal. Jadi, kejeniusan Han Jin-u itu bukan bakat bawaan, tetapi merupakan efek dari obat. Sedangkan temannya itu, meski juga mengalami peningkatan kecerdasan, mentalnya menjadi agak tidak stabil. Ia memiliki kemampuan persepsi tiga dimensi, sehingga dapat memandang suatu hal dari berbagai sisi. Dengan demikian, ia memiliki pemahaman yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Ia melihat apa yang tidak dapat terlihat oleh orang lain. Kedengarannya seperti kemampuan yang luar biasa, kan? Akan tetapi, kelebihan ini justru membuat ia kesepian, merasa sendiri. Sebab, orang lain tidak dapat mengikuti jalan pikirnya dan tidak memahami apa yang ia mengerti.
Ia berambisi membunuh Han Jin-u, karena menganggap mereka berdua berbahaya tidak boleh ada di dunia ini.

 
Ahn Yong-jun

Ahn Yong-jun memerankan karakter antagonis tersebut dengan sangat baik. Ia mampu menampilkan detail karakter, sehingga dapat dirasakan bahwa si jahat itu juga ternyata merasa diperlakukan tidak adil dan memiliki sisi vulnerable. Kita menjadi tidak bisa 100% membenci karakter ini karena ada sedikit rasa kasihan. Ahn Yong-jun adalah talenta yang saya perkirakan akan berkibar jika secara konsisten menunjukkan performa seperti di drama ini. Selama ini ia hanya mendapat peran kecil di beberapa drama seperti Hair Show dan Full House Take 2. Dari beberapa recap, perannya di Jeon U-chi tidak mengecewakan. Tetapi saya terlalu malas untuk menonton drama itu hanya untuk karakternya.


Di musim kedua, kriminal yang disangka telah terbunuh ternyata masih hidup, diselamatkan oleh organisasi rahasia yang ingin mengembangkan manusia yang dapat dikendalikan dari jauh. Sementara itu, efek samping dari pemberian obat pemicu aktivitas otak itu mulai muncul. Di sini Han Jin-u tidak hanya berjuang menyelesaikan kasus-kasus independen yang tidak terkait alur utama, ia juga berusaha melacak organisasi rahasia untuk mengungkap kematian mantan pacarnya, ditambah musuh lama yang masih ingin membunuhnya.
 

Musim ketiga menampilkan Han Jin-u yang lebih segar dan dewasa dengan potongan rambut pendek yang keren. Eh? Hahaha.. Intermezzo. Karakter Han Jin-u kini lebih tampak profesional, meskipun masih tetap riang, banyak bicara, dan self-centered. Di musim ketiga ini detektif wanita yang menjadi rekan sekaligus pacar Han Jin-u diceritakan belajar ke luar negeri. Posisinya digantikan oleh jaksa penyidik yang diperankan oleh Ahn Nae-sang. Karakter ini memiliki bekal pengalaman dan insting detektif yang tajam, sehingga bisa mengimbangi kejeniusan Han Jin-u dalam menyelidiki kasus




Cerita di musim ketiga mengungkapkan bahwa Han Jin-u urung menjalani operasi pengangkatan sebagian otak yang diimplikasikan oleh episode terakhir musim kedua. Ia memilih mengatasi sendiri dampak psikologis apapun, separah apapun, yang mungkin timbul sebagai efek samping percobaan itu. Di sini mulai muncul  kepribadian kedua Han Jin-u yang lebih cerdas, tetapi kurang rasa empati. Han Jin-u berusaha keras melawan dirinya sendiri. Belum lagi, ia dihadapkan pada peneliti muda jenius (diperankan oleh Go Kyeong-pyo) yang dengan kejam mengambil otak untuk keperluan eksperimen. Ia telah berhasil menciptakan teknik mengendalikan orang yang menjadi bahan percobaannya.
Di drama ini saya pertama kali melihat Go Kyeong-pyo. Iris matanya yang hitam pekat, sebagai mana juga Ahn Yong-jung, menambah intensitas sadisme karakter yang dimainkannya. Go Kyeong-pyo dapat membawakan karakter teresbut dengan meyakinkan. Karakter di sini sangat bertolak belakang dengan karakter Yu Dong-hun di Flower Boy Next Door. Persamaannya, keduanya menjadi karakter yang hidup meskipun jumlah adegannya tidak terlalu banyak.
 

Go Kyeong-pyo

Hal yang membuat saya salut adalah kemampuan penulis mengintegrasikan pengetahuan medis ke dalam alur cerita. Untuk mengingat nama penyakit-penyakit itu saja sudah sulit, apalagi memahami detail tentangnya untuk dimasukkan dalam cerita. Apakah tim penulis ini punya latar belakang pendidikan medis? Atau mereka punya tim konsultan yang profesional medis? Kekaguman ini sebenarnya tidak terbatas untuk God’s Quiz. Drama medis secara umum membuat saya salut kepada tim penulis, tim properti, sutradara, editor, dan juga aktor.
Satu kekurangan dari God’s Quiz adalah visualisasi hasil-hasil uji DNA. Efek grafis yang dipakai untuk menampilkan kecanggihan teknologi di institusi tersebut memang luar biasa. Hanya saja, visualisasi yang menggambarkan analisis uji DNA sangat jauh dari yang sebenarnya. Misalnya untuk menentukan orang tua dari tersangka, hanya digambarkan sebagai dua fragmen DNA dobel heliks identik yang ditimpakan satu sama lain. Seharusnya, minimal ditunjukkan pembandingan pola pada dua hasil pencitraan gel elektroforesis, atau grafik real-time PCR. Yah, mungkin saya yang terlalu cerewet karena pernah sedikit belajar tentang analisis biomolekuler. Hehe…
Jadikan kekurangan tadi dua. Satu lagi adalah, adegan membedah mayat, mengeluarkan dan menimbang organnya satu per satu. Adegan ini ada di setiap episode. Meskipun tidak sama persis, tetap saja terasa monoton di setiap episodenya dan semakin lama mulai terasa membosankan. Jika tidak keberatan dengan dua kekurangan di atas dan catatan di bagian paling akhir artikel ini, menonton God's Quiz adalah pengalaman yang menyenangkan.

Bagi yang tertarik dengan sisi medis dan genetika, berikut adalah daftar kelainan-kelainan medik yang disebutkan dalam God's Quiz. Sebagian besar adalah kelainan yang disebabkan oleh kelainan genetik langka. Di musim dua dan musim tiga cakupannya meluas bukan hanya kelainan genetik, tetapi juga kelainan psikologis. Referensinya dalam Bahasa Inggris, yah. Selamat belajar ^^

Musim Satu

Musim Dua
 Musim Tiga


Panduan untuk orang tua:
SS*: dua rekan kerja yang saling tertarik, satu atau dua adegan kecupan ringan
VA**: banyak darah selama pembedahan dan di TKP, terdapat berbagai adegan kekerasan sebagai ilustrasi tindak kriminal

Info drama God’s Quiz Musim [1] [2] [3]


1 komentar: